Sebelum 7 Hari (2025)

Nonton Film Sebelum 7 Hari (2025) | KITA NONTON

Nonton Film Sebelum 7 Hari (2025) – Arwah orang yang meninggal akan masih bergentayangan selama 7 hari setelah kepergiannya. Itu lah ternyata gagasan utama dari Sebelum 7 Hari. Naskahnya yang ditulis Alim Sudio dan Widi Lestari mengadaptasi film pendek berjudul sama karya Ivan Padak Demon (2020). Pada film pendeknya, fokus ceritanya adalah pengalaman dua kakak beradik cilik yang menginap di rumah neneknya yang baru saja meninggal. Sementara itu, di versi panjangnya yang berdurasi 107 menit ini, sudut pandang yang lebih dilirik berasal dari hubungan seorang anak perempuan dan ibunya yang baru berpulang secara tak wajar.

Karena permintaan sang kakak Kadar (Haydar Salishz), Tari (Agla Artalidia) mengunjungi rumah ibu mereka yang sedang sakit, Anggun (Fanny Ghassani) bersama kedua anaknya, Bian (Anantya Kirana) dan Hanif (Sulthan Hamonangan). Keputusan Tari adalah berat karena ia masih menyimpan dendam terhadap Anggun. Ketika masih kecil, Tari dan Kadar diusir dari rumah oleh Anggun tanpa sebab yang jelas. Setelah Tari dan anak-anaknya menetap semalam di rumah Anggun, Anggun meninggal secara mendadak, rupanya yang awet muda seketika berubah menjadi buruk rupa. Menurut dukun yang pernah memeriksa Anggun, jenazah anggun harus ditenggelamkan di tempat dirinya menerima susuk di masa lalu, yang mana harus dilaksanakan 7 hari kemudian.

Naskahnya memberi penjelasan yang cukup dipahami mengapa Anggun yang berusia 70 tahun memiliki rupa terlihat lebih muda dari Tari. Namun, dampak dari susuk yang digunakannya selama hidup kurang dipaparkan. Yang diketahui penonton hanyalah bahwa Anggun memiliki sebuah perjanjian gaib hingga akhir hayatnya. Begitu juga hubungan para cucu Anggun dengan dirinya yang agak kontradiktif digambarkan lewat beberapa adegan. Pertama, ketika filmnya membuat reka ulang salah satu dialog dari film pendeknya yang mempertanyakan keadaan sang nenek dengan mendiang ayah mereka. Kedua, naskahnya sempat menyiratkan keinginan salah satu cucunya untuk bisa melihat Anggun tetapi kita tidak pernah tahu apakah mereka benar-benar baru sekali bertemu seumur hidupnya.

Detil cerita lainnya yang seharusnya bisa membangun motivasi setiap karakternya hanya diberikan tipis saja. Drama yang menggambarkan hubungan Tari dan Anggun baru diungkap dengan singkat menjelang akhir film. Permasalahan finansial yang dialami Kadar pun tidak bisa menambahkan konflik yang berarti walaupun potensi tersebut ada. Apalagi karakternya bukan sosok yang bisa menarik simpati penonton. Lalu, sebagian besar durasinya dihabiskan dengan apa?Cerita horornya mayoritas dikemas sebagai pengalaman mencekam di rumah Anggun selama 7 hari yang memperlihatkan aneka teror dan kengerian yang berbeda, yang dirasakan oleh setiap karakternya.

Beberapa penampakan tersaji secara efektif tanpa jumpscare yang berisik. Ada juga gangguan berupa manipulasi ruang yang meninggalkan korbannnya dalam kondisi yang cukup menggelitik. Namun, formula yang repetitif tersebut membuat penonton menjadi kurang peduli akan nasib dari setiap karakternya, yang selama 7 hari tersebut cenderung pasif. Cerita yang ingin dikemasnya pun bergulir lambat. Setidaknya penampilan Anantya dan Sulthan – yang karakternya paling banyak dibuat ketakutan – sudah cukup meyakinkan.Upaya Tari dan Kadar untuk menghentikan gangguan berkat meninggalnya Anggun seharusnya bisa lebih dieksplorasi. Salah satu plotnya adalah penyelesaian dari terornya yang cenderung lurus saja, minim hambatan dan ketegangan. Apalagi tindakan protagonisnya untuk memutus teror mistisnya relatif mudah. Konklusi dari filmnya pun secara garis besar hanya akan dikenang sebagai sebuah cerita seram dari suatu keluarga di rumah angker.

Jangan lupa untuk selalu cek Film terbaru kami di KITA NONTON